"Ohh begini nasib, jadi bojongan" Bujangan woi bujangan, bukan bojongan. Oke gue bakal ngejelasin apa itu Curug Bojon. Kok bisa disebut harta karun sih ? Emang banyak perhiasan, mutiara, emas dan lain lain ya disitu kayak di game Uncharted ? Kalo emang beneran, gue mau dong pergi kesana. Lumayan kan hartanya gue ambil terus gue kasih ke calon mertua supaya dia ngizinin gue buat ngawinin anaknya. Yah Tapi sayangnya bukan harta karun yang seperti itu bro. Curug Bojong itu adalah harta karun bukan dalam bentuk perhiasan, emas, mutiara dan sebagainya, melainkan harta karun berbentuk keindahan alam. Ya bisa juga disebut surga tersembunyi oleh para kaum traveller. Lha ? Kok bisa disebut surga tersembunyi ? emang ada bidadarinya ya ? Disebut surga tersembunyi, karena Curug Bojong ini terletak jauh dari kota, di tengah tengah hutan, dan kerennya lagi masih jarang banget dikunjungin oleh orang orang bro. Itulah mengapa curug ini disebut surga t...
Yak saudara saudara ku para petualang sejati. Kali ini gue bakal menceritakan pengalaman gue saat bermain ke wisata Puncak Guha Garut. Di perjalanan gue kali ini, gue tidak ditemai oleh pasangan legenda yaitu Tarjo dan Titin. Karena waktu itu kebetulan Tarjo lagi pulang ke rumahnya di Pangandaran, sedangkan Titin tidak bisa pergi tanpa adanya Tarjo. Uluhhh romantis pisan !
Trip menuju Puncak Guha kali ini, sebenarnya sudah gue rencanakan dengan temen temen gue dari Bulan januari tahun 2016. Karena pada ga bisa yaudah deh kita undur sampe pertengahan tahun yaitu bulan juli 2016. Eh kagak jadi lagi. Yaudah deh kita rencanain bulan Desember 2016. Gue pun berdoa supaya ini bukan wancana, dan doa gue pun terkabulkan. Akhirnya pada bulan desember 2016, kita pun berangkat ke Puncak Guha yang berada di Kabupaten Garut. Itu juga hampir gagal lagi karena temen gue harus pulang ke Bekasi, tapi gue paksain aja. Soalnya udah kesel setiap Rencana pasti menjadi wancana. Tapi sebelum gue menjelaskan perjalanan gue, gue bakal ngejelasin apa itu Puncak Guha.
Jadi Puncak Guha itu adalah salah satu tempat wisata yang berada di kabupaten Garut. Letaknya berada di dekat Pantai Rancabuaya. Nah disini kalian bisa menikmati pesona keindahan laut dari atas tebing yang lumayan tinggi. Tidak hanya itu saja, kalian juga bisa camping disini loh. Pasti seru banget kan camping diatas tebing dengan pemandangan laut lepas. Upsss, cukup sampai disitu dulu yah. 😁
Nah kebetulan gue punya temen namanya Asep Bacardi, dia itu hobi banget hiking ke gunung. Jadi tentu nya dia punya beberapa kemah yang bisa kita pakai untuk camping. Dengan kata lain, kita ga perlu lagi deh nyewa nyewa kemah buat camping. Cukup menggunakan kemah si Asep aja. Jadi, kita bertujuh dengan 4 motor fix berangkat pagi itu.
Seperti biasa, janjian jam 7, berangkatnya jam 10. Udah ga aneh lagi deh pokoknya kalo masalah ngaret. Ngaret is my culture men. Ngaret itu udah kayak budaya di perkumpulan temen temen gue. Sebelum benar benar berangkat, kami mengecek terlebih dahulu barang barang bawaan. Segalanya sudah disiapkan, seperti kemah, kompor portable lengkap dengan gas nya, matras, sleeping bag, dan alat untuk mendukung camping lainnya.
Awal keberangkatan kami bermula di daerah Cikutra, Bandung. Dalam perjalanan kali ini, kami menggunakan rute melalui pengalengan. Dari Cikutra kami masuk ke arah Buah Batu. Dari Buah batu, kami pun mengambil arah menuju Banjaran. Terjadi insiden kecil disini. Motornya salah satu temen gue bocor. Terpaksa kami minggir dulu dan mencari tukang tambal ban. Waktu itu sekitaran pukul 12 tepat dan cuaca lagi panas panasnya. Apalagi didaerah banjaran, Di kiri kanan jalan banyak lahan tanah gersang. Jadi kalo ada kendaraan yang lewat, pasirnya pun terbang kemana mana.
Setelah ban motor temen gue selesai di tambal, kita pun melanjutkan perjalanan. Langsung saja kami mengambil arah menuju ke pengalengan dan berhenti sejenak di Situ Cileunca. Karena jarang jarang gue main kemari, gue pun langsung menyempatkan diri untuk eksis sejenak
Disaat hati dan pikiran tidak sinkron, hati menginginkan untuk difoto, sedangkan pikiran gue mengacu ke skripsi yang gak beres beres, maka wajah gue pun seperti itu jadinya
Setelah beristirahat selama 30 menitan, kami pun melanjutkan perjalanan ke arah jalan RancaBuaya. Waktu itu cuaca mendadak mendung dan tiba tiba hujan turun dengan sangat deras. Dari Situ Cileunca menuju ke arah jalan Rancabuaya, jalannya penuh kelokan, dan dipinggir sebelah kiri terdapat jurang, sedangkan disebelah kanan terdapat tebing-tebing tinggi. Bayangin aja men, suasana lagi hujan, jalanan licin, disamping elu jurang, udah gitu disebelah kanan elu tebing tebing yang siap longsor kapan saja.
nyempatin foto dikebun teh ala pilem Pertualangan Sherina
Beberapa saat kemudian, kami melihat didepan terjadi longsor ringan. Gue pun menuruni kecepatan motor gue karena takut tisoledad atau nyongsor atau kepeleset. Setelah berhasil melewati longsor tersebut, tiba tiba aja..
*Gedubraaakkk!!
Gue pun melihat ke belakang, dan gue ngakak sejadi jadinya. Ternyata dua temen gue kepeleset di longsoran yang tadi. Gue ngakak banget ngeliat badan mereka penuh dengan lumpur. Sampe sampe wajah mereka pun juga penuh dengan lumpur. Setelah puas gue ngakak, barulah gue dan temen temen yang lainnya ngebantuin mereka. Itulah sahabat. Ketawa dulu baru nolongin.
Untungnya disekitaran tempat kejadian, terdapat warung yang pemiliknya baik hati banget. Dia Ngambil ember yangberisi air, terus ngebantu gue dan temen temen untuk ngebersihin lumpur yang ada di bandan mereka dan juga motor mereka. Semoga dagangannya laris terus ya pak !😇
Setelah selesai, kami pun langsung menuju arah Jl Ranca Buaya. Dan saat itu hari sudah mulai gelap. Jadi kami harus ekstra hati hati, karena penerangan jalan di lokasi Jalan Rancabuaya sangat minim.
Tepat jam 7 malam, kami sampai di persimpangan Pantai Rancabuaya. Kalo kalian lurus, kalian bakal memasuki area pantai Rancabuaya. Dari persimpangan ini kita mengambil arah jalan ke kiri untuk menuju Puncak Gua. Jaraknya deket kok, cuma sekitar 10 menitan juga sampe.
Untuk menuju ke area Puncak Guha, membutuhkan usaha yang cukup keras. Dikarenakan waktu itu baru beres hujan, jalanan menuju ke area Puncak Guha licin banget. Soalnya jalanan disini belum ada aspal sama sekali, dan masih full dengan tanah. Gue hampir kepeleset beberapa kali. Untungnya gue jago. Yoiiii 😚
TARIF
Memasuki area Puncak Guha ini, kami membayar :
- tarif parkir Rp 5000 per motor
- tarif masuk Rp 10.000 per orangnya. Itu sudah termasuk biaya penyewaan lapak untuk camping. Memang terbilang mahal sih.
- Disini kalian juga bisa meminta untuk menggunakan api unggun beserta jagung untuk dibakar. Kalo waktu itu sih kami patungan 5000 per orangnya
Kami pun segera bersiap untuk memasang kemah dan membagi bagi tugas. Ada yang memasang kemah, ada yang cuma nyenterin doang, dan juga ada yang video call sama cewenya. Lumayan sulit saat kami memasang kemah dikarenakan di atas tebing ini anginnya lumayan kencang.
Singkat saja, setelah kami berhasil memasang kemah dan merapihkan barang barang bawaan, kami pun langsung menyuruh petugas setempat untuk membawakan kayu api unggun dan menyalakannya. Supaya api unggunnya gampang dinyalain, kita pun mencari spot yang terhalang angin. Kebetulan ada dudukan yang lumayan tinggi, dan rasanya pas untuk dijadikan spot untuk membuat api unggun. Setelah api unggun dinyalakan, kami pun membakar jagung untuk dinikmati bersama sama.
Waktu menunjukkan pukul 11 malam. Dan hujan mulai turun lagi membasahi jiwa raga dan pikiran. Kami pun bergegas memasuki kemah. Ada yang langsung tidur, tapi gue dan beberapa temen gue ber,main kartu remi. Soalnya gue biasa begadang, jadi susah banget untuk tidur.
Tiba tiba hujan pun makin deras, dan disertai angin yang lebih deras dari biasanya. Kemah yang kami tempati pun bergoyang kesana kemari dan bocor dimana mana. Malahan ada beberapa besi untuk menancap kemah kami yang lepas. Alhasil kami pun menahan kemah dari dalam dengan sekuat tenaga agar kemahnya tidak roboh. Gila men, berasa kayak di pilem The Day After Tomorrow !
Dan yang lucunya lagi, ada satu temen gue yang gak peduli dengan hal ini dan dengan santainya ia melanjutkan tidur. Gue dan temen temen lainnya pun keluar kemah dan memindahkan motor didekat kemah. Kami menggunakan standar motor sebagai pijakan kemah yang terlepas gara gara badai. Dengan begitu kemah kami kembali kokoh. Tapi yang gue takutin, gimana kalo misalkan pas gue tidur, terus tiba tiba motor gue jatuh dan gue ketiban ????
Waktu menunjukkan pukul 1 malam, dan gue masih belum bisa tidur. Kali ini karena oakaian gue basah kuyub dan gue kedinginan. Sementara yang lainnya udah pada tidur, 2 temen gue keluar untuk mencari hiburan malam. Dikarenakan gue males ikut, jadi gue tetap diem di kemah sampe akhirnya gue bisa tertidur
Keesokan harinya, kami pun berjalan disekitaran tebing. Untungnya waktu itu cuaca lagi cerah, jadi bagus untuk jalan jalan dan berfoto. Terlihat di sekitaran tebing yang sangat curam itu, ada bapak bapak yang sedang memancing. Gila kok bisa ya dia mancing disitu. Gimana caranya dia bisa kesana sih. Padahal tebingnya curam banget. Jangan jangan dia adalah Assassins Creed
Tapi bodo amat dengan hal itu, kami pun segera mencari spot spot yang bagus untuk berfoto.
Mau kemana atuh om ?
Sampai disini, pasti kalian bertanya tanya, kenapa sih dinamakan Puncak Guha. Guha itu kurang lebih sama artinya seperti goa. Nah, di puncak ini kalian akan menemukan goa yang menjulur jauh ke bawah. Goa ini lumayan luas dan dalamloh, jadi hati hati kalo main disekitaran goa ini ya. Dan juga terdapat banyak batman atau kelelawar yang hinggap di dalam goa tersebut
Dari puncak ini, kalian juga bisa loh bermain ke pantai dengan memutar jalan menuruni tebing. Tapi pantainya merupakan pantai lepas yang blm tersedia fasilitas apapun. Ya lumayanlah sekedar main air doang.
Tepat pukul 11 siang, kami pun segera membereskan barang barang bawaan kami dan bersiap pulang. Lumayan seru perjalanan kali ini, karena banyak yang bikin gue ngakak salah satunya gara garadua temen gue yang kepeleset di lumpur. Meskipun tempat ini jauh dari ekspetasi,
kalian para traveller, wajib kemari !








Comments
Post a Comment